Pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia.Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal seperti Soekarno telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter.
Hal itulah yang berusaha diterapkan di SMK Negeri 1 Kepil Bahwa Pembacaan Asmaul Husna telah menjadi agenda yang rutin setiap bulannya yang telah berjalan selama ini yang diikuti oleh seluruh siswa dan siswi dari kelas X sampai kelas XII semua jurusan dengan didampingi setiap wali kelas kaprodi dan semua guru dan karyawan wajib mengikuti agenda rutin ini yang dilaksanakan sebelum mengawali kegiatan belajar mengajar yang rutin diselenggarakan pada hari jum'at minggu ketiga setiap bulannya. Sesuai instruksi dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah tembusan ke Cabang Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Wilayah IX dan diteruskan keseluruh sekolah diwilayah kerjanya.
Dengan diadakan acara ini dengan harapan bisa mengembangkan kemampuan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia
Slamet Imam Santoso mengemukakan bahwa tujuan tiap pendidikan yag murni adalah menyusun harga diri yang kukuh dan kuat dalam jiwa pelajar, supaya mereka kelak dapat bertahan dalam masyarakat. Dibagian lain beliau juga mengemukakan bahwa pendidikan bertugas mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, serta mempunyai kehormatan diri. Dengan demikian pembinaan watak merupakan tugas utama pendidikan.
0 comments:
Posting Komentar